Bali tidak hanya dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia, tapi juga sebagai salah satu surga digital nomad di Asia Tenggara. Dengan pemandangan indah, biaya hidup relatif terjangkau, dan komunitas global yang dinamis, banyak pekerja remote memilih Bali sebagai “kantor kedua”.
Namun, sebelum memutuskan pindah dan bekerja dari Bali, penting untuk mempertimbangkan plus-minusnya secara objektif.
Berikut ulasan lengkapnya:
Keuntungan (Plus) Remote Working dari Bali
1. Lingkungan Inspiratif dan Menenangkan
Bayangkan bekerja dengan latar belakang sawah Ubud atau suara deburan ombak di Canggu. Suasana ini bisa membantu meningkatkan kreativitas, mengurangi stres, dan memperbaiki mood harian Anda.
2. Komunitas Digital Nomad dan Freelancer yang Kuat
Bali punya banyak coworking space terkenal seperti Dojo, BWork, Outpost, dan Hubud, tempat Anda bisa terhubung dengan para pekerja lepas dan profesional dari berbagai negara. Networking jadi lebih mudah, dan peluang kerja sama pun terbuka lebar.
3. Keseimbangan Kerja dan Gaya Hidup
Setelah bekerja, Anda bisa langsung beralih ke aktivitas menyenangkan seperti yoga, surfing, hiking, atau sekadar menikmati sunset. Work-life balance yang ideal sangat mungkin tercapai di Bali.
4. Fasilitas Pendukung Sudah Tersedia
Bali semakin ramah terhadap remote worker. Internet cepat, apartemen lengkap, tempat makan sehat, layanan laundry, transportasi online, hingga layanan kesehatan mudah diakses.
5. Biaya Hidup Masih Kompetitif
Jika dibandingkan dengan kota besar di luar negeri atau bahkan Jakarta, biaya hidup di Bali masih tergolong masuk akal. Banyak pilihan akomodasi dan makanan untuk semua budget.
Tantangan (Minus) Remote Working dari Bali
1. Koneksi Internet Belum Merata
Meski coworking space umumnya punya koneksi cepat, koneksi Wi-Fi di villa atau guest house bisa jadi tidak stabil, apalagi di area pedesaan atau dekat pantai. Ini bisa jadi tantangan besar jika pekerjaan Anda sangat tergantung pada koneksi real-time.
2. Gangguan dari “Suasana Liburan”
Tinggal di destinasi wisata bisa membuat produktivitas menurun. Godaan untuk rebahan, nongkrong, atau jalan-jalan setiap hari bisa mengacaukan fokus kerja jika tidak disiplin.
3. Kepadatan dan Kemacetan di Area Populer
Daerah seperti Canggu, Seminyak, dan Ubud bisa sangat padat, terutama saat high season. Kemacetan, suara bising, dan keramaian turis kadang mengganggu suasana kerja yang tenang.
4. Izin Tinggal dan Regulasi
Jika Anda warga negara asing, perlu memperhatikan visa dan izin tinggal. Bekerja secara remote di Indonesia bisa menimbulkan kendala hukum jika tidak sesuai dengan ketentuan imigrasi yang berlaku.
5. Keterbatasan Layanan Darurat dan Kesehatan di Area Tertentu
Meskipun di kota seperti Denpasar dan Kuta fasilitas lengkap, di daerah seperti Amed atau Sidemen, akses ke rumah sakit, ATM, atau layanan darurat mungkin terbatas.
Kesimpulan: Layak Dicoba, Tapi Harus Siap Mental dan Strategi
Remote working dari Bali memang menawarkan kombinasi sempurna antara kerja dan relaksasi, tapi tetap ada tantangan yang perlu diantisipasi. Jika kamu bisa mengatur waktu, disiplin dalam bekerja, dan memilih lokasi dengan fasilitas memadai, Bali bisa jadi tempat yang ideal untuk menyeimbangkan karier dan gaya hidup sehat.
Bagi pemula, disarankan mencoba sebulan dulu dan tinggal di coworking hub seperti Canggu atau Ubud sebelum memutuskan menetap jangka panjang.
Tips Tambahan Sebelum Remote Working dari Bali
- Cek kualitas internet dan review akomodasi sebelum booking
- Pilih coworking space yang sesuai gaya kerja Anda
- Buat jadwal kerja harian dan komitmen pada jam kerja tetap
- Gunakan asuransi perjalanan atau asuransi kesehatan digital nomad
- Bergabung dengan komunitas lokal untuk adaptasi lebih cepat